
Jakarta –
Sekelompok peneliti asli Universitas Brawijaya (UB) meraih penghargaan terbaik (Diamond Award) dalam kategori inovasi alat kesehatan (ALKES) pada Indonesian Healthcare Innovation Awards (IHIA).
Tim menciptakan alat deteksi dini penyakit tiroid autoimun berdasarkan thyroid peroxidase (TPO) dan thyroid stimulating hormone receptor (TSHR).
Penghargaan tersebut diserahkan kepada ketua tim, Prof Dr Aulanni’am, drh, DES pada Kamis (24/11/2022) di The Ballroom Djakarta Theatre.
“Senang sekali bisa mewakili UB, khususnya para peneliti, dan kelompok peneliti yang sudah dua kali juara. Alhamdulillah, ini kerja sama tim yang luar biasa,” terang Prof Aul seperti dikutip dari website resminya. Universitas Brawijaya.
Dia mengatakan ini adalah ketiga kalinya timnya memenangkan penghargaan. Sebelumnya, Prof Aul dan tim meraih penghargaan dari Wakil Presiden RI dan Indo HCF dengan alat rapid test GAD65.
Sebagai informasi, Indonesian Healthcare Innovation Award sendiri merupakan penghargaan bergengsi yang diinisiasi oleh IndoHC Forum dan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI, BKKBN, BRIN, 16 organisasi bidang kesehatan, serta didukung oleh perusahaan produk kesehatan.
Pelaksanaan program ini dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-58 pada 12 November.
Terkait deteksi dini penyakit tiroid autoimun, Prof. Aul menjelaskan, anak yang lahir dari ibu hamil dengan hiper/hipotiroid rentan mengalami malnutrisi atau stunting. Menurutnya, dia dan timnya akan memproduksi alat ini sebagai unggulan.
“Sejauh ini kita tahu bahwa tes untuk mengukur kadar tiroid mengukur t3 dan t4 di lab. Awalnya tidak ada gejala klinis dan tes dengan t3 dan t4 di lab tidak bisa menunjukkan kelainan tiroid terkait autoimunitas. Jadi, kit ini akan bagus karena 1 kit menilai hipo dan hiper,” jelasnya.
Alat pendeteksi penyakit tiroid ini akan lebih unggul, karena sejalan dengan program pemerintah tahun 2024 yang menargetkan penurunan stunting sebesar 10 persen.
Diakses Masyarakat Karena Murah dan Mudah
Prof Aul menjelaskan saat ini penderita penyakit tiroid autoimun mencapai 2-5 persen dari populasi dunia.
Wanita hamil rentan terhadap penyakit autoimun. Jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan keguguran, stunting, dan IQ rendah pada anak yang dilahirkan.
Risiko ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon tiroid selama kehamilan.
Karya doktor Biokimia Molekuler ini merupakan bagian dari program penelitian LPDP RISPRO dan telah berjalan sejak September 2020. Pendanaannya didukung oleh LPDP dan Kementerian Keuangan RI.
Selain itu, penelitian ini merupakan hasil kerjasama antara UB dengan PT Bio Farma (Persero). Diharapkan penggunaan alat deteksi dini ciptaan Prof Aul ini dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia karena relatif murah, sederhana, tidak memerlukan peralatan khusus yang rumit, serta dapat digunakan di fasilitas kesehatan tingkat 1 di seluruh Indonesia.
Tahun depan, Prof Aul berharap alatnya bisa dipasarkan secara nasional dan internasional sebagai hasil karya anak bangsa. UB.
Sementara itu, menurut Rektor UB Prof Widodo, alat deteksi tiroid tersebut kini memasuki tahap uji klinis. Jika hasilnya bagus, diharapkan akan ada lebih banyak uji klinis.
“Jadi harapannya tahun depan bisa dilepas ke pasar dan bisa digunakan masyarakat,” ujarnya.
Simak Video “Krisdayanti Menjadi Dosen Tamu Universitas Brawijaya”
[Gambas:Video 20detik]
(nah/nwy)