
Jakarta, CNBC Indonesia – Upaya terbaru pemerintah untuk meningkatkan produksi kendaraan berbasis listrik berencana memberikan insentif Rp 6,5 juta/unit. Bagi para pelaku industri otomotif, insentif ini merupakan bagian dari mendukung era kendaraan listrik yang tak terelakkan di Indonesia.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan, era elektrifikasi sudah pasti terjadi sehingga industri harus mulai bergerak atau bergeser. Tugas industri juga memetakan kapan transisi akan terjadi dan apa yang harus dilakukan agar tidak tertinggal dari negara lain.
“Mengapa penting bagi Indonesia? Karena Amerika, China, Eropa adalah negara yang sudah matang, persaingan stabil (pangsa pasar) 10%-10%. Tapi di Asia sangat fleksibel, ada yang tiba-tiba pangsa pasarnya dari 0% menjadi 3%. , baru ada kurang dari setahun. Jadi pelanggan masih sangat fleksibel, sangat dinamis sehingga Indonesia dan Asia adalah wilayah yang sangat penting,” ujar Warih.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Fleksibilitas pasar otomotif di RI menjadi peluang untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan listrik. Selain itu, pemerintah memiliki tujuan besar untuk mengurangi emisi karbon hingga 31,89% dengan upaya sendiri (tanpa syarat), dan sebesar 43,20% melalui dukungan internasional (bersyarat) untuk mencapai Net-Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Jika elektrifikasi transisi tidak berjalan mulus, target berpotensi meleset.
“Transisi yang tidak teratur ke kendaraan listrik akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif. Kehadiran beragam teknologi lengkap kendaraan listrik rendah emisi, melalui pendekatan multi-path strategic akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk berkembang lebih cepat. serta melanjutkan posisinya sebagai produsen utama kendaraan dan pengekspor listrik di kancah internasional,” kata Direktur Hubungan Eksternal PT TMMIN Bob Azam.
Apalagi, saat ini Indonesia menikmati posisinya di industri otomotif sebagai produsen dan pengekspor produk otomotif terkemuka di kawasan Asia Pasifik. Industri otomotif Tanah Air juga berperan strategis sebagai bagian dari supply chain, dengan jaringan wilayah ekspor yang telah menembus hingga 80 negara di berbagai kawasan dunia.
“Roadmap industri otomotif Tanah Air perlu disusun dengan mempertimbangkan ketersediaan energi, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dukungan pemerintah di bidang transportasi melalui pengelolaan UIO (Units in Operation) juga menjadi elemen penting dalam mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif tanah air selama lebih dari 5 dekade. ,” kata Bob.
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Pengembangan Industri dan Kawasan I Gusti Putu Surya Wirawan mengungkapkan, salah satu alasan pemerintah bertekad mengunggulkan kendaraan listrik adalah karena pasokan energi yang berlebihan.
“Sekarang kita dihadapkan pada masalah kelebihan listrik akibat Covid-19 kemarin. Dengan Covid 2 tahun, investasi yang masuk semakin sedikit, investasi dengan pertumbuhan rendah hingga kelebihan energi. Kepedulian kita bersama adalah bagaimana menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan tetapi dapat memanfaatkan keunggulan energi kita,” ujarnya pada Seminar Nasional Toyota tingkat IV di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang disiarkan secara virtual, Kamis (22/1/12).
Berdasarkan data USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019, mengutip dari Booklet Nikel yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, cadangan nikel Indonesia tercatat sebesar 72 juta ton nikel (termasuk limonit/nikel kadar rendah). . ). Jumlah tersebut mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia sebanyak 139.419.000 ton nikel atau terbesar di dunia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Deretan Koin Menarik dari Motor Listrik
(hai/hai)