
Jakarta –
Batuan beku atau igneous rock adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku akibat proses pendinginan. Secara umum batuan beku memiliki sifat yang homogen dan kompak, tanpa lapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil, seperti dikutip dari buku Geografi: Membuka Cakrawala Dunia karya Bambang Utoyo.
Mineral utama penyusun batuan beku adalah mineral silikat, seperti kuarsa (silikon dioksida). Sebagian besar mineral silikat juga mengandung unsur lain, seperti aluminium, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium, seperti dikutip dari buku IPA Kelas X karya Tia Mutiara.
Batuan beku memiliki banyak jenis. Untuk memudahkan mempelajari sifat fisik dan kimia, para ilmuwan bumi mencoba mengelompokkan atau mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan dasar tertentu.
Lalu, apa saja jenis batuan beku? Dan apa saja contoh batuan beku? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Jenis Batuan Beku
A. Berdasarkan Letak Formasi
Berdasarkan lokasi kejadiannya, batuan beku dibedakan menjadi tiga jenis. Penjelasan sebagaimana dikutip dalam buku Geografi karya Yusman Hestianto, SSi, adalah sebagai berikut:
1. Batuan Beku Dalam (Plutonik)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi pada kedalaman 15-50 km.
Karena titik bekunya dekat dengan astenosfer, magma mendingin dengan sangat lambat sehingga menghasilkan batuan besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan tersusun dari kristal sempurna. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diorit, gabro, dan peridot.
2. Corok/Lorong/Lima Batu Beku
Disebut batuan beku terowongan karena tempat pembekuan magma berada di antara lapisan batuan atau dalam corong diatreme (saluran magma) yang naik di lapisan kerak bumi.
Magma yang bergerak menuju permukaan bumi, mengalami proses pendinginan yang lebih cepat. Akibatnya, ada beberapa batuan yang berukuran besar (disebut fenokris) dan beberapa yang berukuran kecil disebut groundmasses atau massa dasar.
Sementara itu, gabungan kristal besar dan kecil membentuk tekstur yang disebut porfiri. Contoh batuan beku adalah granit porfiri dan gabro porfiri.
3. Eksternal Igneous (Effusive)
Batuan beku ekstrinsik, juga dikenal sebagai batuan beku, adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan yang sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal batuan. Contoh batuan beku luar adalah riolit dan basal.
B. Berdasarkan Komposisi Kimia
Berdasarkan persentase SiO2 (silikon dioksida) atau silikat atau asam silikat yang terkandung di dalamnya, batuan beku (batuan beku dalam, berkarat dan luar) dapat diklasifikasikan menjadi batuan ultrabasa, batuan dasar), sedang (batuan antara), dan bebatuan. bersifat asam (asam batuan).
Penjelasan sebagaimana dikutip dalam Buku Geografi (Diknas) SMA/MA Kelas X Amir Khosim adalah sebagai berikut:
1. Batuan Sangat Alkalin (Batuan Ultra Dasar, dengan total SiO2
Semua batuan ini memiliki tekstur holokristalin. Mineral penyusun utama terdiri dari olivin dan piroksen. Praktisnya, batu ini tersusun dari mineral silikat. Contoh batuan tersebut adalah:
sebuah. Peridotit, yang merupakan batuan yang terdiri dari mineral olivin dan sejumlah kecil piroksen
b. Dumite, yaitu batuan yang terdiri dari mineral olivin dan beberapa kromit dan magnetit.
c. Pyroxenite, yaitu batuan yang mengandung banyak mineral piroksen dan sedikit olivin.
Peridotit dan piroksenit biasanya mengandung bijih besi, kromium, dan nikel.
2. Batu Alkali (Batu Dasar, dengan jumlah SiO2 antara 45% – 55%)
Pyroxene dan plagioklas adalah mineral penyusun utama batuan beku ini, dengan jejak hornblende dan olivin. Contoh batuan tersebut adalah:
sebuah. Gabro
Batuan beku holokristalin dengan mineral dasar piroksen gelap (augfit) atau kristal hornblende dan plagioklas.
b. Basal
Batu hitam dengan tekstur mikrokristalin. Batuan ini terdiri dari kristal halus augit, plagioklas, dan olivin
c. Diabas
Komposisi dan tekstur mineralnya menyerupai basal, tetapi mineral sekunder termasuk hornblende, serpentin, dan klorit.
Basalt dan diabas adalah batuan beku luar yang terbentuk dari magma gabro.
3. Batuan Antara, dengan jumlah SiO2 antara 55% – 65%)
Batuan ini terdiri dari lebih banyak mineral berwarna terang daripada mineral berwarna gelap. Oleh karena itu, batu jenis ini biasanya berwarna lebih terang. Contoh batuan tersebut adalah:
sebuah. Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam dengan tekstur holokristalin. Mineral pembentuk utama adalah plagioklas dan hornblende. Biasanya batuan ini mengandung timbal, seng, tembaga, besi.
Batuan beku diorit bagian luar disebut andesit, sedangkan batuan beku yang berupa jalur disebut porfiri. Diorit yang mengandung kuarsa disebut diorit kuarsa. Batuan beku luar diorit kuarsa disebut dasit, sedangkan batuan beku diorit kuarsa disebut porfiri kuarsa.
b. Andesit
Batuan ini bertekstur porfiri, massa dasarnya berpori (bersarang/memiliki banyak pori) dan berwarna abu-abu atau coklat. Fenokris terdiri dari plagioklas, hornblende, atau kristal augit.
c. Porfiri
Tekstur dan komposisi mineralnya menyerupai andesit, hanya massa dasarnya yang berwarna lebih gelap.
4. Batuan Asam, dengan SiO2 antara 65% – 75%)
Ciri-ciri batuan ini adalah kandungan kuarsanya yang tinggi dan feldspar (ortoklas) dalam jumlah besar. Contoh batuan tersebut adalah:
sebuah. Granit
Granit terdiri dari banyak mineral, sehingga warna umum granit sulit untuk diidentifikasi. Namun, sebagian besar granit berwarna merah, putih, abu-abu kekuningan, dan hijau. Pada batuan ini sering dijumpai endapan timah, tungsten, dan arsenik.
b. Obsidian
Bongkahan batuan beku obsidian di Kaldera Newberry, Oregon Foto: Getty Images/iStockphoto/mgdwn
Mereka memiliki komposisi mineral yang berbeda. Obsidian terbentuk dari lava yang mendingin dengan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Umumnya obsidian berwarna gelap (hijau dan coklat).
c. Batu Apung (Apung)
Batu Apung Foto: Getty Images/iStockphoto/Elena Batkova
Batuan yang berpori dan tidak mengandung kristal. Batu apung yang terbentuk selama letusan gunung berapi kaya akan gas. Karena porosnya bertekstur, batu ini mengapung di atas air.
d. Tuff vulkanik
Saat letusan gunung berapi terjadi, batuan piroklastik juga ikut tersembur atau material-material kecil terlepas ke udara bersama uap air dan gas.
Partikel terkecil disebut abu atau debu, yang lebih besar disebut lapili (pasir dan kerikil vulkanik) dan bom (batu besar). Pengendapan abu vulkanik dan batupasir membentuk relief padat yang disebut tuf vulkanik.
Manfaat Batu Beku
Dari sekian banyak jenis batuan beku, beberapa batuan beku tersebut ternyata memiliki manfaat, seperti dikutip dalam e-modul New Update Big Book Science SD/MI kelas 4,5,6 oleh Vivi MR, yaitu:
1. Granit dan basal digunakan untuk bahan bangunan.
2. Batu andesit digunakan untuk membuat arca dan bangunan candi.
3. Obsidian, sebagai alat pemotong mata tombak pada manusia purba.
4. Batu apung digunakan untuk mengampelas kayu.
Demikian detikers, pembahasan mengenai contoh batuan beku beserta pengertian dan jenisnya. Semoga bisa menambah wawasan, detikers…
Tonton Video “Melihat Lebih Dekat Malachite, Batu Trofi Piala Dunia”
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)