
Doha –
Louis van Gaal tak lagi ingin memperdebatkan Kampanye OneLove di Piala Dunia 2022. Ia ingin lebih fokus memenangkan pertandingan.
Sebelum Piala Dunia di Qatar dimulai, banyak yang dibicarakan tentang kampanye untuk memperjuangkan persamaan hak kaum LGBT di acara tersebut.
Karena dengan digelarnya Piala Dunia di Qatar, ruang gerak LGBT menjadi terbatas dan dikhawatirkan terjadi persekusi terhadap pendukung dari partai tersebut.
Lalu ada tujuh negara yang masih ngotot mengkampanyekan OneLove lewat ban kaptennya, seperti Belanda, Jerman, Inggris, Denmark, dan Belgia.
Namun, hal tersebut dilarang oleh FIFA sehingga gagal terwujud. Meski begitu, Jerman tetap berjuang dengan silent action yang dilakukan jelang kick-off melawan Jepang kemarin yang akhirnya dikritik banyak pihak.
Jerman tentu berharap aksi mereka bisa dijadikan acuan oleh negara-negara yang juga mengkampanyekan OneLove. Terdekat adalah saat Belanda melawan Ekuador di Khalifa International Stadium, Jumat (25/11/2022) malam WIB.
Van Gaal sebagai pelatih Belanda tidak ingin timnya teralihkan oleh kampanye sehingga mengganggu fokus mereka.
“Tidak ada rencana untuk memprotes. Kami menghentikan seluruh kampanye politik ini setelah Kamis,” kata Louis Van Gaal di Reuters.
“Kami memiliki misi ini dan kami tidak ingin dihentikan oleh FIFA atau organisasi lain mana pun.”
“Tapi saya sudah menjawabnya… jadi saya rasa sudah cukup. Mulai sekarang saatnya kita fokus ke sepak bola.”
Tiga poin melawan Ekuador berpeluang besar membawa Belanda ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.
(mrp/pur)