
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp3.061,2 triliun untuk tahun depan, di mana banyak yang memprediksi dunia akan kacau balau.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belanja negara pada 2023 terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.246,5 triliun dan transfer ke provinsi Rp814,7 triliun.
“Belanja pendidikan dan kesehatan tetap menjadi alokasi terbesar dalam membangun SDM unggul dan produktif, mencapai Rp 612,2 triliun,” jelas Sri Mulyani dalam pemaparan DIPA Tahun Anggaran 2023 di Istana Negara, Kamis (12/1/2022). . .
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Belanja pendidikan dan kesehatan terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 237,1 triliun dan transfer ke daerah untuk pendidikan Rp 305,6 triliun, dan dana pendidikan Rp 69,5 triliun.
Belanja kesehatan tahun depan Rp 178,7 triliun, terdiri dari Rp 118,7 triliun dari belanja pemerintah pusat dan Rp 60 triliun melalui Transfer Daerah (TKD).
Selanjutnya, perlindungan sosial, karena APBN merupakan shock absorber, pemerintah menaksir Rp 476 triliun. Dimana belanja pemerintah pusat untuk bansos dan subsidi sebesar Rp 454,7 triliun dan TKD Rp 17 triliun, serta pembiayaan Rp 4,3 triliun.
“Tantangan tahun depan terkait pangan dan energi akan dijawab oleh APBN. Jaminan pangan Rp 104,2 triliun dari Rp 94 triliun tahun ini. Pemerintah pusat menghabiskan Rp 81,7 triliun dan TKDD Rp 22,5 triliun,” jelas Sri Mulyani .
“Ketahanan energi antara lain melindungi masyarakat dan ekonomi dari ketidakpastian harga energi dengan subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp341,3 triliun,” ujar Sri Mulyani lagi.
Sedangkan pembangunan infrastruktur ditujukan untuk penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) antara lain IKN dan penguatan hilirisasi yang membutuhkan dana Rp 392,1 triliun.
“Di mana pemerintah pusat membelanjakan Rp 211,1 triliun dan TKDD Rp 95 triliun, serta pembiayaan BUMN sektor konstruksi, akan ada alokasi besar Rp 86 triliun. Belanja pertahanan dan keamanan Rp 316,9 triliun,” jelas Sri. Mulyani.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Jokowi: Surplus APBN Saat Krisis Global, Subsidi BBM Rp. 502 T
(cap/mij)