
Jakarta, CNBC Indonesia – International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan mengalami perlambatan. Bahkan tiga pelaku ekonomi utama dunia, yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Eropa mulai mengalami perlambatan ekonomi ini.
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2023 mencapai 5,3% (year on year/yoy). Namun, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023. Bahkan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya 4,7% (yoy).
Proyeksi penurunan pertumbuhan OECD diperkirakan karena permintaan domestik dan pertumbuhan konsumsi sektor swasta yang terkendala dalam konteks inflasi yang tinggi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menurut Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, M. Reza Hafiz, perlambatan pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Padahal, ada 2 sektor yang berpotensi terkena dampak gejolak ekonomi tahun depan, yakni manufaktur dan startup teknologi.
“Sektor yang paling berdampak adalah manufaktur, yang kedua mungkin di perusahaan start-up tapi di sektor teknologi, informasi dan komunikasi, perusahaan masih dalam tahap start-up,” ujarnya di Indef School of Political Economy, Jurnalisme Ekonomi, Selasa (14/12/2022) .
Menurutnya, hal itu karena situasi kedua industri tersebut cukup dinamis sehingga berpeluang turun seiring dengan gejolak ekonomi.
“Itu lebih dinamis, paling tidak menurut saya kedua sektor itu akan turun,” tambahnya.
Namun, menurutnya, perusahaan telah mempersiapkan Pemutusan Hubungan Kerja (HK) yang terjadi di startup digital. Ia menambahkan, pertukaran karyawan antar perusahaan merupakan hal yang lumrah dalam bisnis start-up.
“Saya tidak mau bohong, sekarang banyak startup yang harus melepas karyawannya. Tapi beginilah teman-teman startup, kebanyakan pergerakan di industri itu tinggi, karena mereka bisa pindah ke tempat lain dengan cepat, jadi misalnya Gojek di-PHK, dikomunikasikan dulu di komunitas startup, nanti ada teman-teman yang keluar dari Gojek, misalnya ada yang mau bantu ambil atau pakai jasanya, itu banyak,” jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Tanda-tanda PHK Massal Terdeteksi, Buruh Mulai Khawatir!
(hai/hai)