
Jakarta, CNBC Indonesia – Instrumen operasi moneter terbaru Bank Indonesia yang disebut Term Deposit Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) bersifat sementara. Sebatas menjadi daya tarik awal agar hasil ekspor dolar yang selama ini ditempatkan di luar negeri masuk ke sistem keuangan Indonesia.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, hal itu karena BI ingin pasar keuangan domestik memberikan daya tarik tersendiri bagi para eksportir untuk menaruh dolar ekspornya di dalam negeri, ketimbang harus melalui penawaran bunga yang ditetapkan BI.
“Bersifat sementara. Cukup banyak dana DHE yang belum masuk ke Indonesia, maka BI menjadi pionir pertama yang menarik dana tersebut ke Indonesia,” ujarnya dalam acara diskusi di Yogyakarta, Sabtu (19/3). ). /2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Karena itu, pria yang biasa disapa Denny itu menegaskan, BI melihat ke depan instrumen DHE Forex TD bisa diterbitkan sesuai mekanisme pasar tanpa harus tergiur insentif yang diberikan BI. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong pasar valuta asing domestik menjadi lebih banyak instrumen.
“Ke depan diharapkan pasar valuta asing Indonesia semakin berkembang, sehingga penarikan dana dari luar negeri seperti ini dapat diperkuat melalui instrumen di pasar keuangan Indonesia,” kata Denny.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
ilustrasi uang
Meski begitu, Denny menegaskan pengembangan instrumen pasar keuangan valas ini akan memakan waktu lama, sehingga tidak ada target waktu tertentu untuk penerbitan TD Valas DHE sesuai mekanisme pasar oleh BI.
“Istilahnya bagaimana kita menarik dana dari luar negeri agar perannya bisa dijalankan oleh instrumen pasar keuangan di Indonesia. Kapan? Lebih cepat lebih baik, tapi semoga tidak terlalu lama,” ujar Denny.
Melalui mekanisme TD DHE Devisa, BI memang telah memberikan insentif berupa suku bunga simpanan valas yang tinggi dibandingkan bank asing. Misalnya untuk penempatan dana di atas US$ 10 juta, bunga yang diberikan untuk jangka waktu 1 bulan bisa mencapai 4,708%, sedangkan di luar negeri sekitar 4,05%-4,46%.
Suku bunga termasuk biaya atau spread dari selisih bunga yang diperoleh bank, termasuk biaya polis, dari penarikan dolar yang ditempatkan oleh eksportir sebagai pelanggan. Spreadnya adalah 10 basis point sehingga suku bunga yang diberikan kepada nasabah adalah 4,608% untuk jangka waktu 1 bulan.
“Selisih itu diterima bank sebagai bagian dari spread bank karena perannya sebagai agen bank. Karena bank juga punya infrastruktur, biaya komunikasi dan sebagainya,” ujar Denny.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Menunggu BI Bongkar Data Eksportir Nakal, Mungkinkah?
(wah/wur)