
Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah berhasil menguat selama dua hari berturut-turut terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu lalu, meski hanya tipis. Rupiah menguat hanya 0,06% kemarin di Rp15.685/US$, menurut data Refinitiv.
Namun, sepanjang tahun ini rupiah telah melemah lebih dari 9%. Faktanya, berdasarkan data Refinitiv, hanya 3 mata uang yang mampu naik terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, rubel Rusia, real Brasil, dan peso Meksiko.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Penguatan rubel menjadi mata uang terbaik di dunia sudah tidak asing lagi, perang Rusia-Ukraina mengakibatkan sanksi dari negara-negara Barat di berbagai sektor, akibatnya Presiden Vladimir Putin menerapkan kebijakan pengendalian modal.
Selain itu, harga energi yang tinggi dan penurunan impor akibat sanksi membuat Rusia menikmati surplus perdagangan yang besar.
Sementara itu, mata uang riil Brasil dan peso Meksiko mampu menguat akibat tingginya suku bunga acuan. Imbal hasil (yield) obligasi juga tinggi, selisih dengan imbal hasil Treasury AS lebar.
Suku bunga acuan di Brasil saat ini 13,75% dan 10% di Meksiko.
Brasil telah menaikkan suku bunga sejak Maret 2021 dari 2%. Terakhir kali suku bunga dinaikkan adalah Agustus lalu sebesar 50 basis poin. Artinya, sejak kuartal pertama 2021, bank sentral Brasil menaikkan suku bunga sebesar 1.175 basis poin.
Kenaikan tersebut tentu jauh berbeda dengan The Fed (bank sentral AS) yang selama ini menaikkan 375 basis poin. Sementara bank sentral lainnya, termasuk Bank Indonesia, menaikkan suku bunga lebih rendah dari The Fed.
Kenaikan yang sangat agresif oleh bank sentral Brasil membuat imbal hasil obligasi 10 tahun naik di atas 13%, yang akan menarik investor asing untuk mengalirkan modalnya ke Brasil.
Dibandingkan dengan yield US Treasury yang saat ini berada di kisaran 3,8%, selisihnya sangat jauh. Sementara di negara lain termasuk Indonesia, kesenjangan tersebut semakin menyempit.
Ini memicu carry trade, di mana pelaku pasar meminjam dolar AS dan menginvestasikannya dalam obligasi Brasil. Mata uang riil semakin kuat, menguat sekitar 4% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Dengan suara palsu, seorang wanita ditipu investor sebesar Rp 126 T
(pap/pap)