
Jakarta, CNBC Indonesia – Dewan Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan pasar modal syariah Indonesia masih rendah dibandingkan konvensional. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK I Djustini Septiana mengatakan, meski Indonesia adalah negara mayoritas Muslim, namun belum benar-benar membangkitkan ekonomi syariah.
“Pasar modal syariah. Kalau kita lihat datanya cukup miris. Pertumbuhannya merangkak, sangat lambat,” ujarnya di Hotel Trans Luxury Bandung, dikutip Sabtu (25/11/2022).
Djustini mengatakan, jika ingin berinvestasi di pasar modal syariah, harus mengesampingkan keinginan untuk mencari keuntungan. Namun, hingga saat ini masyarakat Indonesia lebih tertarik dengan investasi yang memiliki return tinggi.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Pasar modal syariah itu syariah. Jangan sampai pasar modal syariah masih mengikuti uang, sehingga lebih rendah dari konvensional,” ujarnya.
Dikatakannya, jika ingin berinvestasi di pusat permodalan syariah, harus berorientasi penuh pada kesejahteraan. Namun sayangnya ketika uang berbicara, pemilik uang cenderung goyah dalam perdamaian dunia.
“Seharusnya orang lebih memilih mencari ketenangan di dunia dan akhirat. Tapi kalau bicara uang, pemilik uang mengikuti uang. Kalau banyak pemasukan, itu dekat dengan riba,” ujarnya.
“Syariah adalah bagaimana kita mengelola dana secara amanah dan tidak mengikuti uang,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
IHSG Buka Hijau di Sesi I, Masih Belum Bingung
(demi)