
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga obligasi Indonesia bervariasi selama perdagangan Rabu (14/12/2022) sehari sebelum “Super Kamis”. Dalam beberapa hari terakhir investor asing gencar membeli Surat Berharga Negara (SBN), terlihat dari penurunan yield.
Kenaikan harga SBN hari ini kemungkinan juga karena aksi wholesale investor asing. Yield untuk tenor 1 dan 3 tahun mengalami penurunan, artinya ada wholesale action. Sementara untuk tenor 5 dan 10 tahun tidak mengalami perubahan, sebagian lainnya mengalami peningkatan.
Bank sentral Amerika Serikat (The Fed), bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SBN), bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengumumkan suku bunga pada hari Kamis, disebut ” Kamis Super”. Pengumuman suku bunga bank sentral akan berdampak pada pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
The Fed diperkirakan akan memperlambat tingkat kenaikan suku bunga.
Jika hal ini diimbangi dengan peningkatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), maka selisih imbal hasil obligasi AS dan Indonesia kemungkinan tidak akan semakin menyempit. Hal ini tentu menarik minat investor asing, apalagi tahun depan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang akan lepas dari resesi.
Seiring aliran modal masuk yang terus terjadi di pasar obligasi, secara perlahan rupiah dipastikan bisa kembali menguat.
Sejak November lalu, investor asing mulai masuk kembali ke pasar obligasi sekunder.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sepanjang November terjadi inflow sebesar Rp23,7 triliun di pasar obligasi sekunder.
Arus masuk adalah yang terbesar tahun ini. Sejak awal tahun, arus masuk hanya terjadi pada Februari dan Agustus.
Sampai dengan 9 Desember, total arus masuk Rp 19,3 triliun, berdasarkan data DJPPR. Hingga November lalu, total inflow ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sekitar Rp 43 triliun.
Sepanjang tahun ini, investor asing yang menjual SBN secara besar-besaran menjadi salah satu penyebab depresiasi nilai tukar mata uang rupiah.
Dengan investor asing mulai membeli kembali SBN sejak November, arus keluar modal yang terjadi tahun ini terpangkas menjadi Rp 135 triliun.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Investor Tetap Terbitkan SBN, Mayoritas Pendapatan Meningkat Lagi..
(pap/pap)