
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah mengungkapkan, proyek penggantian Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) baru akan selesai pada 2027.
Artinya, proyek di Tanjung Enim, Sumatera Selatan itu baru rampung setelah berakhirnya pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) ditargetkan menghasilkan 1,4 juta ton DME dengan konsumsi 6 juta ton batu bara per tahun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“PTBA ditargetkan memproduksi 1,4 juta ton DME per tahun dengan input 6 juta ton batubara per tahun. Target COD (Commercial Operation Date) adalah kuartal ke-4 tahun 2027,” ujar Arifin dalam Rapat Kerja Gabungan Komisi VII DPR RI, Senin (21/11/2022).
Dia menjelaskan, ada beberapa skema kerjasama bisnis pembangunan fasilitas gasifikasi batubara menjadi DME oleh Pertamina bersama PTBA dan Air Products. Nantinya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menjual batu bara ke perusahaan pengolahan Air Products. Produk akhir DME akan diambil oleh PT Pertamina (Persero). Kepemilikan saham di proyek DME adalah Air Products 60%, PTBA 20%, dan Pertamina 20%.
Dari sisi manfaat secara nasional, penggunaan DME dapat menekan impor LPG hingga 1 juta ton per tahun dengan produksi DME sebesar 1,4 juta ton per tahun. Kemudian, tingkatkan ketahanan energi negara.
Proyek ini bahkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10.600 orang pada tahap konstruksi dan 8.000 orang pada tahap operasi. Proyek ini juga mampu meningkatkan investasi asing hingga sekitar US$2,1 miliar dan juga dapat menghemat devisa untuk pengadaan LPG impor hingga Rp9,14 triliun per tahun.
Seperti diketahui, pada 24 Januari 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya proses pembangunan alias ground breaking proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Dalam acara peletakan batu pertama, Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi termasuk di sektor pertambangan batubara. Selain itu, proyek DME ini dapat berdampak positif dalam mengurangi impor LPG RI.
“Industri hilirisasi sudah saya sampaikan berkali-kali. Pentingnya mengurangi impor. Saya pesan enam tahun lalu, alhamdulillah hari ini, meski dalam jangka panjang belum dimulai, alhamdulillah bisa mulai hari ini,” kata Jokowi, Senin (24/1)/2022).
Dengan ‘pabrik’ gasifikasi batu bara ini, batu bara kemudian dapat diolah melalui proses gasifikasi menjadi DME. Karakteristik DME sama dengan komponen Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang terdiri dari propana dan butana, sehingga perlakuan DME dapat digunakan sesuai LPG. Oleh karena itu, DME ini bisa menjadi pengganti LPG.
“Impor elpiji kita sangat besar. Mungkin Rp 80 triliun dari Rp 100 triliun yang dibutuhkan. Itu juga harus disubsidi untuk menjangkau masyarakat karena subsidinya Rp 60-Rp 70 triliun,” ujarnya.
“Pertanyaan saya, apakah kita mau melanjutkan hal ini? Terus mengimpor? Apa untungnya negara lain, yang juga membuka lapangan kerja di negara lain. Padahal kita punya bahan mentahnya,” jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Harga BBM & LPG Tanpa Subsidi Naik Lagi
(wow)