
Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim buka-bukaan soal konstelasi politik di negaranya. Hal itu dikatakannya saat konstelasi politik Malaysia masih panas usai pemilu November lalu.
Dalam wawancara eksklusif dengan Detik Network, Senin (9/1/2023), Anwar mengakui kompleksitas rekonsiliasi politik di Malaysia bermula dari warisan PM sebelumnya, Mahathir Mohamad. Diketahui, Anwar pernah dipenjara di era sosok yang dikenal dengan nama Tun M.
“Di Malaysia dibandingkan dengan Indonesia, permusuhan sangat tajam. Ini sebenarnya warisan Mahathir, siapapun yang tidak mendukungnya adalah musuh dan harus ditangkap. Dan ini terus berkembang hingga sekarang,” ujarnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Namun, menurutnya, banyak orang yang mendukungnya saat ini karena prinsip-prinsip usulannya telah disepakati. Khususnya, ada dua pertiga parlemen yang kini menjadi anggota koalisi.
“Alhamdulillah, kita cepat memikirkan negara, masa depan, stabilitas politik, sehingga kita bisa berkoalisi dengan prinsip ini, tata kelola pemberantasan korupsi diterima.”
Melihat situasi tersebut, Anwar mengimbau agar Pemilu Indonesia 2024 perlu menjaga perbedaan politik antar umat. Hal itu bisa dilakukan dengan membicarakan arah negara ke depan.
“Kita bisa mengarahkannya bersama, tapi jangan terlalu tajam. Kita tidak bisa membiarkan kecerdasan politik membuat orang menjadi kafir,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Anwar Ibrahim Tak Sengaja Ungkap Rahasia Nomor HP Jokowi
(ha ha)