
Jakarta –
Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar menjadi negara yang menggelontorkan dana terbanyak sepanjang sejarah Piala Duniayang bernilai 200 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 3,13 kuadriliun.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Yunan Syaifullah, SE, MSc mengatakan, tanpa Piala Dunia 2022, produsen minyak dunia pasti akan menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Piala Dunia diketahui membuka peluang bagi negara untuk mengembangkan ekonomi dari segi pariwisata dan perdagangan.
Yunan menggarisbawahi pertumbuhan ekonomi Qatar mencapai 6,3 persen dan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 176 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2,7 kuadriliun.
Jadi, mengapa negara kaya seperti Qatar mau menghabiskan begitu banyak uang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia?
Menurut Yunan, dana besar Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 merupakan wujud kebanggaan Qatar.
Ia menjelaskan, tindakan Qatar itu juga bertentangan dengan teori pembangunan dan menegaskan bahwa negara yang dianggap kecil juga bisa berkontribusi terhadap perekonomian dunia.
Yunan menjelaskan, berdasarkan teori pembangunan, keputusan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia menggunakan teori terbalik. Qatar telah membuktikan jika sebelumnya negara-negara besar dan dominan dalam perekonomian dunia seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menjadi tuan rumah, kini ada kecenderungan negara-negara yang tidak diperhitungkan menjadi pemain.
“Pada dasarnya setiap negara yang menjadi tuan rumah Piala Dunia akan mengalami pola yang sama dari sektor ekonomi. Termasuk peningkatan pendapatan di industri pariwisata baik dari transportasi maupun perhotelan. Bahkan berpotensi untuk membuka pasar baru di bidang barang atau merek global. seperti Adidas, Nike, Puma dan lainnya,” jelas Yunan.
“Jika dilihat dari teori rasionalitas ekonomi, besarnya dana yang dikeluarkan Qatar di Piala Dunia didasarkan pada ego dan kepentingan. Dalam hal ini, Qatar sebagai pelaku ekonomi tidak hanya memiliki tujuan dalam aspek ekonomi, tetapi juga berjalan beriringan. bergandengan dengan kepentingan lain seperti politik.,” ujarnya lagi.
Karena itu, menurutnya, penyelenggaraan Piala Dunia juga menjadi jalan bagi berbagai negara untuk membuktikan kekuatannya, termasuk negara-negara yang sebelumnya tidak diperhitungkan.
Apalagi ada berbagai negara besar yang gagal mencapai tahap final Piala Dunia efek kejutan dari negara yang tidak dikenal dengan tradisi sepak bolanya.
“Ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan bahwa setiap negara punya potensi dan aktor,” pungkas Yunan.
Simak Video “Jelang Piala Dunia, Qatar Pasang 15.000 Kamera di 8 Stadion”
[Gambas:Video 20detik]
(dua/fase)