
Medan –
Setiap suku pasti mendiami suatu wilayah dengan bangunan khusus. Di masyarakat Karo, detikers akan menemukan sebuah bangunan bernama Siwaluh Jabu.
Siwaluh Jabu yang dihuni oleh masyarakat Karo memiliki keistimewaan yang menarik untuk dijelajahi di setiap sudutnya. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa Siwaluh Jabu merupakan rumah adat Karo yang megah.
Apa keunikan Siwaluh Jabu? Mengikuti momen Sumatera menyajikan fakta-fakta Siwaluh Jabu yang bermanfaat bagi detikers. Simak penjelasannya!
Apa itu Siwaluh Jabu?
Secara harfiah, nama Siwaluh Jabu berasal dari bahasa Karo. Waluh artinya delapan dan jabu artinya rumah. Jadi bisa diartikan Siwaluh Jabu adalah rumah yang memiliki delapan kamar.
Siwaluh Jabu dibangun dengan bahan kayu, bambu dan ijuk. Untuk tiang, rangka, lantai dan dinding, Siwaluh Jabu menggunakan material kayu. Untuk rangka atap dan teras dibangun dengan bahan bambu. Dan atap Siwaluh Jabu terbuat dari ijuk yang tahan panas dan hujan.
Wujud Siwaluh Jabu juga mengambil desain rumah panggung. Selain itu, yang menarik dari Siwaluh Jabu adalah tidak menggunakan paku.
Struktur Siwaluh Jabu
Layaknya rumah pada umumnya, Siwaluh Jabu juga terdiri dari beberapa bagian. Namun interior Siwaluh Jabu memiliki filosofi yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat Karo.
Siwaluh Jabu memiliki empat bagian. Bagian pertama yang terdapat pada Siwaluh Jabu adalah lubangnya. Bagian bawah Siwaluh Jabu digunakan untuk memelihara berbagai hewan ternak. Namun kini, karena perkembangan zaman, kandang di bawah Siwaluh Jabu diisolasi dan dijauhkan karena alasan kesehatan.
Inti rumah merupakan bagian kedua dari Siwaluh Jabu. Bagian ini digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat Karo. Terdapat delapan ruangan di bagian utama rumah yang ditempatkan saling berhadapan di kedua sisi Siwaluh Jabu.
Kamar-kamar ini dipisahkan oleh partisi dan ditutup dengan kain. Ada dapur di depan setiap dua kamar. Kamar ini bisa digunakan bersama oleh dua keluarga.
Bagi detikers yang nantinya berencana mengunjungi Karo dan ingin melihat Siwaluh Jabu, harus ingat sebelum masuk ada pintu kecil yang dibuat untuk menghormati pemilik rumah. Pintu kecil itu berguna agar setiap tamu yang masuk akan membungkuk.
Bagian ketiga Siwaluh Jabu adalah bagian atas. Pada bagian ini berguna untuk menyimpan cadangan kayu bakar yang digunakan untuk memasak. Dan bagian terakhir adalah bagian luar atau ture (teras) yang terletak di depan dan belakang.
Bagian depan biasanya digunakan oleh wanita Karo untuk menikmati waktu luang mereka dengan menganyam tikar.
Tingkat Gedung Siwaluh Jabu
Detikers pasti pernah mendengar bahwa pembangunan rumah umumnya membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan. Namun, proses panjang pembangunan rumah umumnya didasarkan pada proses pembangunannya saja. Secara khusus, pembangunan Siwaluh Jabu memakan waktu lama karena banyaknya tahapan dan ritual yang harus dilakukan.
Dalam pembuatan Siwaluh Jabu ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah tapak rumah padiken. Tahap ini merupakan tahap dimana keluarga mencari lokasi dan arah rumah yang akan dibangun. Dalam mencari lokasi dan arah, masyarakat Karo akan meminta bantuan guru baso.
Ngema adalah langkah selanjutnya setelah sawah. Pada level detikers ini, masyarakat Karo akan memilih pohon-pohon di hutan untuk ditebang. Selain itu, saat menebang pohon yang dipilih, tanggal penebangan juga harus diperhatikan. Tahapan ini masih membutuhkan bantuan guru baso.
Yang ketiga adalah menggiling kayu. Sebuah panggung yang meminta bantuan penduduk desa untuk membawa pohon yang telah ditebang. Dalam upacara tersebut, anggota keluarga yang membutuhkan bantuan akan membagikan buah pinang dan juga akan diadakan makan besar.
Lalu ada spoiler. Sebuah tahapan yang berfokus pada pengumpulan pekerja dan menentukan waktu yang dihabiskan dalam membangun rumah. Pada tahap ini juga akan dibahas besaran gaji yang harus dibayarkan.
Tahap kelima adalah mahat. Tingkat memahat dan menebang pohon yang ada. Berikutnya adalah kampanye Tengg yang merupakan tahap pemasangan balok atau pondasi.
Dan dua tahap terakhir adalah penampilan penyambutan dan pemasangan tanduk kerbau. Ngampekan Ayo merupakan tahapan memasang anyaman bambu di atap Siwaluh Jabu. Sedangkan pemasangan tanduk kerbau merupakan langkah yang bermanfaat sebagai penolak bala. Dalam pemasangan tanduk kerbau harus dilakukan pada malam hari.
Demikianlah seluk beluk rumah adat Siwaluh Jabu Karo yang megah.
Tonton Video “Perayaan Imlek di Deli Park Mall”
[Gambas:Video 20detik]
(km/km)