
Bengkulu –
Masyarakat Bengkulu memiliki tradisi khusus dalam menyambut dan merayakan Tahun Baru Islam atau bulan Muharram. Tradisi ini disebut Tabot.
Tradisi ini dibawa ke Bengkulu oleh para pekerja Muslim Syiah dari wilayah India Selatan, salah satunya adalah orang Bengali. Secara turun temurun, umat Islam keturunan India di Bengkulu melakukan ritual ini.
Tabot berasal dari kata Arab Tabut yang berarti peti atau kotak kayu. Tradisi ini berlanjut untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad, Hussein bin Ali, saat ditangkap oleh Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak.
Muslim India yang tinggal di Bengkulu menyebut komunitas mereka keharmonisan keluarga Tabot. Mereka konon merupakan keturunan Syeh Burhanudin atau biasa dipanggil Imam Senggolo, seorang ulama yang mengembangkan Islam di Bengkulu sekitar abad ke-17.
Ritual ambil tanah (take the land), merupakan salah satu ritual dalam tradisi Tabot dalam menyambut dan merayakan Tahun Baru Islam di Bengkulu. (Foto: Hery Supandi/detikSumat)
Tradisi ini sendiri terdiri dari berbagai rangkaian acara yang terus digelar mulai 1 Muharram hingga 10 Muharram setiap tahunnya.
Ritual pertama yang dilakukan adalah upacara pengambilan tanah (take land). Tanah yang diambil harus dari tempat suci dengan persembahan. Dua tempat yang diyakini keramat adalah Pantai Nala dan Tapak Paderi yang biasa disebut tabot keramat. Kedua tabot suci ini biasa disebut Priest Tabot dan Ward Tabot.
Sesajen biasanya berisi bubur merah putih yang dicampur dengan lima jenis air, antara lain air jahe, air jeruk dan air cendana, serta tujuh lembar daun sirih dan tujuh batang rokok.
Tanah yang telah diperciki air persembahan kemudian diambil dan dibungkus dengan kain putih sebagai simbol kain kafan. Ritual ini memberikan pesan bahwa manusia berasal dari bumi dan akan kembali ke bumi. Ibadah ini diadakan setiap 1 Muharram.
“Saat ini pembebasan lahan diikuti dengan iringan tabuh gendang, prosesi dilakukan dengan berjalan menuju lokasi ritual pembebasan lahan,” kata Ketua Tabot Harmoni Bengkulu Syafril, Sabtu (30/7/2022).
Ritual ini kemudian akan dilanjutkan dengan berbagai acara lainnya seperti duduk penja (mencuci jari), merdai, penjara, penja anak, lem, gendang miras hingga Teuang tabot. Puncak dari tradisi ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram mendatang.
Di Indonesia, festival Tabot hanya dirayakan oleh umat Islam di Bengkulu dan Sumatera Barat. Tabot yang berarti kotak berhias juga diyakini sebagai simbol peti mati cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali. Tabot tersebut kemudian dibuang dalam upacara Tabot Teburan yang digelar di lokasi makam Imam Senggolo di Karabela, Kota Bengkulu.
Simak video “Selamat! Ashanty Menjadi Duta Daerah Bengkulu”
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)