
Jakarta, CNBC Indonesia – Kenaikan harga saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) akhirnya membawa emiten tambang batu bara milik Dato Low Tuck Kong itu menjadi perusahaan publik dengan pangsa pasar terbesar ketiga di Indonesia.
Namun perlu diperhatikan bahwa likuiditas perdagangan saham BYAN relatif rendah dibandingkan saham berkapitalisasi besar lainnya, sehingga harganya sangat mudah naik. Bahkan ada hari dimana nilai transaksi BYAN hanya ratusan juta.
Saham BYAN melonjak 4,1% dan ditutup di Rp 15.225/unit pada perdagangan Rabu (7/12/2022). Nilai kapitalisasi pasar BYAN akhirnya mencapai Rp 507 triliun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Kini, dari sisi kapitalisasi pasar, BYAN hanya kalah dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Dalam sepekan terakhir, saham BYAN naik 63,5%. Katalis positif yang memicu kenaikan harga saham BYAN adalah aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham atau lebih dikenal dengan share split.
Pada awal Desember, saham BYAN resmi melakukan pemecahan saham 1:10. Sebenarnya stock split tidak mempengaruhi valuasi atau basis emiten.
Sebelum stock split, harga saham BYAN juga sempat naik. Pemicunya adalah kenaikan harga batu bara yang terjadi tahun ini.
BYAN juga merupakan produsen tambang batu hitam yang mengalami kenaikan tertinggi di antara produsen batubara lainnya.
Secara year to date, harga saham BYAN melonjak 463,9% dan mampu melampaui kenaikan harga saham PT Adaro Energi Indonesia Tbk (ADRO) yang naik 70,2%; saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan kenaikan 155,2%; saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan kenaikan 102,7% dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan kenaikan 36,2%.
Penafian: Cerita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan Anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Setelah sempat lesu, IHSG berhasil bangkit kembali pada penutupan sesi I
(trp/trp)