
Jakarta –
Gempa bumi Magnitudo 5,6 melanda Cianjur pada Senin (21/11). Banyak pihak menyebut Sesar Cimandiri sebagai penyebab gempa yang memakan 268 korban jiwa. Namun, ahli geologi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) berpendapat berbeda.
Dosen Fakultas Teknik Geologi (FTG) Unpad Dr Ir Ismawan, MT meragukan gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur disebabkan oleh pergerakan Patahan Cimandiri. Salah satu yang mendukung hipotesis tersebut adalah lokasi pusat atau pusat gempa yang jauh dari bentangan Sesar Cimandiri.
Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari Sesar Cimandiri, meski arahnya sama, jelas Ismawan dalam lamannya. Unpad dikutip Rabu (23/11/2022).
Menurutnya, kawasan Cugenang yang menjadi episentrum gempa Cianjur terletak kurang lebih 10 kilometer sebelah utara jalur patahan Cimandiri. Sesar Cimandiri dimulai dari Pelabuhan Ratu kemudian membujur ke timur dan membelok ke utara mengitari episentrum gempa kemarin.
Dugaan tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lebar Sesar Cimandiri sekitar 8-10 meter. Selain itu, kontur Sesar Cimandiri memiliki kemiringan ke arah selatan, sehingga lokasi pusat gempa dipastikan berada di luar garis patahan.
Dugaan Pelanggaran Baru
Kepala Laboratorium Geodinamika FTG Unpad itu menganalisis kemungkinan itu Gempa Cianjur disebabkan oleh pergerakan patahan baru yang tidak diketahui banyak orang. Jika melihat lokasi pusat gempa di dekat Gunung Gede, kemungkinan dampak patahan tersebut tertutup oleh endapan vulkanik.
“Mungkin karena kalau ada patahan lama biasanya ada tanda kesejajaran yang menunjukkan ada patahan di sana. Karena batuan vulkanik tidak ada tanda kesejajaran yang terlihat,” katanya.
Ismawan mengatakan, jika dilihat dari mekanisme fokus atau tipe tumbukan gempa Cianjur, ada dua kemungkinan jalur patahan yang belum teridentifikasi, yakni: barat-timur atau utara-selatan. Namun, kemungkinan besar, garis patahan itu membentang dari barat ke timur.
Ismawan juga membantah bahwa gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas gunung berapi.
“Sebaliknya, dikhawatirkan aktivitas sesar akan memicu aktivitas vulkanik atau tidak,” jelasnya.
Mengapa Gempa Cianjur Berdampak Buruk?
Ismawan mengatakan gempa Cianjur kemarin memiliki kekuatan yang cukup besar. Hal ini ditambah dengan lokasi pusat gempa yang berada di darat dan kedalaman gempa yang relatif dangkal yakni 10 kilometer. Hal ini menyebabkan banyak bangunan di atasnya rusak parah.
“Kerusakan di darat tidak akan menimbulkan tsunami, tetapi akibat utamanya adalah banyak bangunan yang runtuh. Jika kedalamannya cukup dangkal, gempa kecil pun bisa menyebabkan kerusakan,” ujarnya.
Selain itu, gempa Cianjur menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah patahan. Analisis gempa bumi yang dipicu oleh pergerakan sesar baru menunjukkan bahwa mungkin ada banyak sesar baru yang tidak teridentifikasi yang dapat memicu gempa besar.
“Kemarin, kejadian di daerah yang tidak pernah disebut-sebut berbuat salah, ternyata produktif. gempa bumi Cukup besar. Mudah-mudahan ini jadi pelajaran,” kata Ismawan.
Simak Video “Polri Pastikan Trauma Korban Gempa Cianjur Terobati”
[Gambas:Video 20detik]
(bukan/teman)