
Jakarta, CNBC Indonesia – Larry Page dan Sergey Brin, dua pendiri Google, tiba-tiba muncul di kantor pusat Google. CEO Alphabet Sundar Pichai dilaporkan mengirim “kode merah” meminta bantuan mereka dengan OpenAI.
The New York Times melaporkan bahwa Pichai mengalami kesulitan berurusan dengan ChatGPT, program obrolan milik OpenAI yang dinilai mampu menjawab semua jenis pertanyaan lebih baik daripada Google Search.
Karena panik, Pichai meminta Page dan Brin untuk membantu mempertahankan dominasi Google di mesin pencari. Keduanya sudah tiga tahun tidak terlibat dalam manajemen Google, meski masih menempati posisi dewan komisaris Alphabet.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Page dan Brin dilaporkan mengadakan beberapa pertemuan dengan petinggi Google untuk mengembangkan strategi AI tersebut. Mereka juga menyetujui rencana untuk mengintegrasikan fitur chatbot di mesin pencari Google.
Foto: Nicole Shanahan dan Sergey Brin (Getty Images untuk Terobosan P/Ian Tuttle)
Nicole Shanahan dan Sergey Brin (Getty Images untuk Terobosan P/Ian Tuttle)
Biasanya, Page dan Brin hanya mampir ke kantor pusat Google untuk memeriksa kemajuan proyek “impian” Google yang dikenal sebagai moonshot.
Kepada New York Times, mantan VP di Google bernama Vic Gundotra mengatakan bahwa Page dan Brin sangat peduli dengan AI. Bahkan, Page dilaporkan sinis tentang fitur baru Gmail pada tahun 2008 dan berkata, “Mengapa email tidak dapat ditulis secara otomatis.”
Chatbot ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI menarik 1 juta pengguna hanya dalam 5 hari. Program tersebut dapat melakukan instruksi yang kompleks seperti menulis buku anak, menulis resume, hingga tugas kuliah.
Namun, ChatGPT juga menimbulkan kekhawatiran tentang berita palsu. Business Insider mencatat bahwa pakar AI berpendapat bahwa ChatGPT tidak dapat memeriksa fakta informasi yang mereka ambil, sehingga mereka tidak dapat memverifikasi fakta dan penipuan. Bloomberg mencatat bahwa ChatGPT juga menimbulkan banyak tanggapan rasis dan seksis.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Ratusan Triliun Menghilang, Inilah Miliarder Paling ‘Menderita’ di 2022
(demi)