
Jakarta –
Animisme adalah kepercayaan manusia akan adanya roh-roh gaib yang mengatur, mengayomi, melindungi dan menguasai kehidupan manusia yang meliputi roh baik dan roh jahat yang harus dihormati.
Animisme adalah kepercayaan primitif masyarakat prasejarah yang percaya bahwa daerah tertentu seperti gua, pohon, laut dan lainnya memiliki jiwa yang harus dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia, seperti dikutip dari buku Sosiologi Pedesaan karya Sriyana. Kemudian mengutip dalam buku Atlantis Indonesia karya Santo Saba Piliang, animisme percaya bahwa roh orang mati juga bisa masuk ke dalam tubuh binatang.
Selain itu, masyarakat prasejarah mempercayai arwah leluhur, kelompok atau pemimpin suku yang telah meninggal, jika dirawat dengan baik maka arwah mereka akan tetap hidup. Agar arwah para leluhur dapat membawa kebaikan, seperti yang mereka lakukan ketika masih hidup, diperlukan upacara atau pemujaan. Makamnya juga harus dijaga. Penjelasan terakhir dikutip dari buku IPS Bersepadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) karya Nana Supriatna.
Teori Animisme
Mengutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Hingga Kontemporer karya Adi Sudirman, teori animisme pertama kali dikemukakan oleh Edward B Taylor. Istilah animisme berasal dari kata Latin “anima”, yang berarti jiwa.
Menurut Taylor tentang animisme, setelah seseorang meninggal, roh atau ruh akan meninggalkan jasad. Jiwa atau roh kemudian dapat bergerak dan menempati makhluk hidup dan benda-benda material. Oleh karena itu, agar mahluk halus tidak mengganggu maka perlu dilakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang atau benda yang dianggap memiliki kekuatan magis.
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat prasejarah percaya bahwa fenomena alam seperti bencana dan keajaiban disebabkan oleh arwah nenek moyang mereka karena mereka mengira bahwa arwah leluhur mereka mendiami semua benda seperti pohon, batu, sungai, gunung dan sebagainya. Demikian penjelasan yang dikutip dalam Sejarah Indonesia SMA/SMK/MAK Edisi Revisi oleh Restu Gunawan.
Kemudian dikutip dari buku Tribal Religion in History and Facts karya Pdt Dr Kresbinol Labobar, teori animisme Taylor menjelaskan bahwa pada dasarnya kepercayaan animisme merupakan tahap awal pembentukan agama. Peradaban dimulai dengan paham animisme kemudian berkembang menjadi agama.
Contoh Animisme di Indonesia
Di Indonesia, kepercayaan animisme terus berkembang. Sampai saat ini di beberapa suku bangsa masih ada yang menganut kepercayaan animisme walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Misalnya pada masyarakat Jawa, pantai selatan Laut Jawa diyakini sebagai wilayah kerajaan Nyi Roro Kidul. Mitos ini masih mengakar karena diyakini sebagian masyarakat Indonesia memiliki hubungan dengan Mataram, sebagaimana dikutip dalam buku Cakrawala IPS: Ilmu Sosial karya Drs Sudjatmoko Adisukarjo.
Masyarakat Dayak menganut konsep animisme yang artinya percaya akan adanya roh baik dan roh jahat seperti Tempu Tulon yaitu roh yang baik untuk membimbing roh orang yang sudah meninggal agar tidak tersesat dalam perjalanannya. alam roh. Sementara itu, roh-roh jahat seperti Keriau (Krian) adalah roh-roh yang suka menyesatkan manusia dan bersembunyi di hutan, seperti dikutip dalam buku Antropologi: Mengungkap Keanekaragaman Budaya karya Tedi Sutardi.
Nah, semoga kalian lebih paham tentang animisme ya, detikers…
Simak Video “Polri Disorot Karena Banyak Kasus, Ini Nasihat Ahli Kapolri”
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)