
Jakarta, CNBC Indonesia – Ada beberapa sektor saham yang berpotensi paling menguntungkan di tahun 2023 menurut prakiraan analis.
Ada sektor-sektor yang diproyeksikan akan memperoleh keuntungan besar setelah tahun pemilu yang semakin dekat. Selain itu, sektor lain diprediksi menjadi sumber keuntungan akibat pengaruh tren suku bunga yang tinggi.
1. Sektor Barang Konsumsi
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menilai saham di sektor barang konsumsi berpotensi menguat karena dipengaruhi beberapa faktor.
“Faktor yang kami lihat mempengaruhi saham di sektor konsumer adalah kenaikan UMP menjelang pemilu yang meningkatkan likuiditas dan mendorong konsumsi masyarakat serta kami juga melihat tren penurunan inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat,” kata Desy ketika dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (26/1/2023).
Senada dengan itu, Analis Fixed Income Kiwoom Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan faktor pendorong sektor consumer goods adalah perkiraan kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan turun dan potensi penurunan di 2H23. Selain itu, penurunan harga komoditas juga menjadi faktor pendorong.
Tahun 2023 yang merupakan masa kampanye menjelang pemilu 2024 diyakini akan menguntungkan sektor consumer goods. “Toh capres dan cawapres kali ini semuanya pendatang baru, tidak ada incumbent, jadi sepertinya kampanyenya akan lebih bombastis,” ujar Chief Researcher NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis ( 25/1/2023).
2. Sektor barang mentah
Desy mengatakan, desakan pemerintah untuk mengubah basis ekonomi dari komoditas menjadi produk bernilai tambah menjadi faktor yang mempengaruhi sektor barang mentah. Hingga kebijakan hilirisasi dan industrialisasi beberapa komoditas menjadi sentimen positif yang mendorong saham emiten di sektor komoditas.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosenova mengatakan saham semen menarik untuk dicermati. Mengingat kemungkinan harga batu bara akan mulai turun, menjadi sumber energi bagi industri semen, dan sentimen IKN juga menjadi prospek bagi produsen semen.
3. Bidang Energi
Meski diprediksi akan terjadi ketidakpastian ekonomi dan resesi global, analis PT Deu Calion Futures Lukman Leong menilai energi masih kuat terutama logam industri dan logam mulia.
“Harga emas diperkirakan akan terus naik dan permintaan logam industri untuk energi terbarukan, EV dan lainnya akan meningkat,” ujar Lukman Leong saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (26/1/2023).
Sementara itu, Desy Israhyanti mengatakan ketidakpastian ekonomi saat ini juga meningkatkan permintaan dari bahan baku seperti emas dan ekosistem EV. Listrik EV sendiri saat ini sedang digencarkan sejalan dengan target pemerintah mencapai nol emisi pada tahun 2060, yang berdampak positif bagi penghasil energi seperti nikel dan elektrifikasi lainnya.
Selain itu, harga saham sektor pembangkit listrik berbahan bakar batu bara cenderung tetap tinggi meskipun permintaan cenderung menurun.
4. Bidang Keuangan
Ivan Rosenova mengatakan sektor perbankan masih menarik dan berpotensi memberikan peluang bagi para pemegang sahamnya, baik dari dividen maupun capital gain. Sementara itu, Liza Camelia Suryanata menilai sektor keuangan harus diuntungkan dengan tren suku bunga yang tinggi. Hal ini disebabkan net interest margin (NIM) yang melebar.
5. Bidang Teknologi
Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, tahun lalu sektor teknologi mengalami tekanan menyusul kenaikan suku bunga yang agresif oleh berbagai bank sentral global yang dipimpin The Fed.
“Namun tren inflasi AS telah turun dalam 6 bulan terakhir dan ada kemungkinan The Fed akan segera mencapai puncak suku bunga dan potensi kenaikan sebesar 50 bps tersisa di tahun 2023. Hal ini memberikan peluang bagi sektor teknologi untuk rebound. ,” ujarnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (25/1/2023).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Mencari Mata Uang Akhir Pekan, Lebih Baik Beli Saham Ini
(hsy/hsy)