
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batubara masih di rumah dalam perjalanan naik. Pada perdagangan Senin (28/11/2022), harga batu bara untuk kontrak Januari di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 368,5 per ton. Harga batu bara menguat 2,13%.
Dengan kenaikan tersebut, harga pasir hitam menguat selama delapan hari perdagangan berturut-turut. Selama delapan hari itu, harga batu bara naik 16,6%. Peningkatan ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia yang bergantung pada batu bara sebagai ekspor utamanya.
Dalam sepekan, harga batu bara melonjak 5,5% point-to-point. Harga pasir masih turun 1,5% per bulan tetapi masih naik 136,2% per tahun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Penguatan batu bara ditopang permintaan yang meningkat jelang musim dingin. Dilansir dari S&P Global, pelaku pasar memperkirakan permintaan akan meningkat karena musim dingin akan mencapai puncaknya dalam beberapa minggu mendatang. Di sisi lain, ada gangguan pasokan di Indonesia dan Australia karena masalah cuaca.
Peningkatan permintaan batubara telah dilaporkan oleh Inggris dan Jerman. Dilansir dari The Times, Inggris mengimpor 560.000 ton batu bara pada Oktober 2022, meningkat 93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara total, total impor batu bara Inggris menembus angka 5,5 juta pada Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut telah melampaui total impor sepanjang tahun 2021, yaitu sebesar 4,6 juta ton.
Pesanan batu bara naik karena Eropa menghadapi suhu yang lebih dingin di depan. Dilansir dari Bloomberg, Maxar Technologies Inc memperkirakan suhu udara di Eropa akan lebih dingin dari perkiraan sebelumnya pada Desember mendatang.
Suhu dingin dikhawatirkan akan meningkatkan penggunaan listrik hingga pasokan energi habis. Maxar memprediksi suhu di sebagian besar Eropa akan lebih dingin dalam dua minggu ke depan.
Suhu di Berlin diprediksi mencapai minus (-) 3,5 derajat Celcius pada 3 Desember mendatang. Suhu di kota-kota besar Eropa seperti Amsterdam, Helsinki, dan Stockholm juga akan lebih dingin dari biasanya.
Pada musim gugur tahun ini, suhu di Eropa lebih hangat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sehingga kawasan tersebut dapat mengurangi konsumsi gas.
Cadangan gas di Eropa kini rata-rata sekitar 95%. Pasokan diperkirakan akan cepat habis dalam 10 hari ke depan.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Bingung, Harga Batubara Turun Lagi 4%!
(mae/mae)