
Jakarta –
Bercerita adalah hal yang biasa dilakukan orang tua sebelum menidurkan anaknya. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, ditambah dengan kesibukan para orang tua, tradisi tersebut banyak yang ditinggalkan.
Padahal, mendongeng pada anak sebelum tidur dapat memiliki manfaat seperti mendorong terbukanya cakrawala berpikir anak, menumbuhkan minat membaca, dan ketika jiwa anak berkembang, mereka akan menemukan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya dan dapat memilih. apa yang baik dan apa yang buruk.
Oleh karena itu, orang tua harus pandai memilih dongeng yang sesuai dengan usia anaknya serta mengandung pesan moral dan pendidikan. Demikian dikutip dari jurnal ilmiah “Dongeng, Mendongeng dan Manfaatnya” karya Rukiyah.
Contoh Cerita Sebelum Tidur
Berikut adalah beberapa dongeng anak yang dikutip dari buku 101 Dongeng Sebelum Tidur karya Redy Kuswanto dan buku Dongeng Asyik Sebelum Tidur (Hewan & Tumbuhan) karya Novi Anggraheni antara lain:
1. Keledai Malas
Bercerita tentang seorang pedagang garam yang memiliki seekor keledai. Suatu hari, si keledai mengatakan dia bosan karena terus membawa garam di punggungnya.
Pedagang akan menjual garam ke pasar. Dia menumpuk karung garam di punggung keledainya. Keledai itu sangat malas.
“Aku capek membawa barang, apalagi garam ini,” kata Keledai dalam hati. “Aku akan berpura-pura jatuh ke sungai agar aku bisa menghilangkan beban ini.”
Untuk sampai ke kota, mereka harus melalui jalan yang dekat dengan lereng bukit yang licin. Saat mereka melewati lereng, Keledai berpura-pura jatuh ke sungai. Air sungai melarutkan semua garam di dalam karung. Bebannya juga berkurang.
Pedagang malang itu kembali ke rumah. Ia akan kembali menumpukkan karung garam di punggung Keledai. Saat mendaki lereng bukit untuk kedua kalinya, si Keledai sengaja membuat dirinya terpeleset dan jatuh. Keledai itu tertawa dalam hati.
Pedagang itu sudah mengetahui kenakalan keledai itu. “Oke, keledai pemalas. Kamu pikir kamu lebih pintar. Aku akan memberimu pelajaran,” kata si Pedagang.
Pada perjalanan selanjutnya, Saudagar meletakkan karung kapas di punggung keledai. Walaupun bebannya ringan, Keledai tetap ingin meringankan bebannya. Kemudian, dia akan jatuh kembali ke sungai. Tentu kapas di punggungnya semakin berat saat basah. Dia berusaha lebih keras lagi. Keledai yang malas juga tertimpa batu.
Moral dari dongeng ini bukanlah untuk menjadi licik. Kerjakan tugas sesuai dengan kemampuan Anda sendiri.
2. Hujan Uang
Menceritakan tentang seorang pemuda, yang suatu hari ketika hujan. Dia meminta Tuhan untuk berdoa untuk hujan uang.
Seorang pemuda harus bekerja keras setiap hari untuk memenuhi semua kebutuhannya. Namun sayang, uang yang dihasilkan tidak banyak. Uang itu hanya cukup untuk membeli makanan setiap hari. Padahal, pemuda itu punya banyak keinginan. Dia ingin membeli baju baru. Dia ingin makan makanan enak. Dia ingin membeli kendaraan yang bagus. Dia menginginkan banyak hal.
Dia bekerja selama bertahun-tahun, tetapi hasilnya tetap sama. Sampai sekarang, dia tidak bisa membeli apa yang dia inginkan. Apalagi saat ini sedang musim hujan. Dia harus sering berlibur karena hujan. Air hujan menggenangi jalan, dia tidak bisa keluar rumah. Uang di tabungannya semakin menipis. Dia benar-benar ingin mengubah air hujan menjadi uang. “Tuhan, tolong buat hujan uang.”
Segera, air berhenti jatuh dari langit. Suara benturan menghilang seketika. Badai berhenti. Awan telah menghilang dan tagihan jatuh dari langit. Uang terbang ke seluruh negeri. Doa pemuda itu terkabul. Pemuda itu berlari keluar rumah dan mengambil uang itu dengan hati gembira.
“Terima kasih, Tuhan. Engkau benar-benar memandikanku,” kata pemuda itu penuh kegirangan.
Dia tidak bisa tidur sepanjang malam karena dia terlalu bahagia. Rumah itu sekarang penuh dengan tagihan. Tas, kendi, meja, kursi, dan tempat tidurnya penuh dengan uang.
Keesokan harinya, pemuda itu pergi ke pasar. Dia membawa sekantong uang. Dia ingin membeli banyak barang dengan uang yang dimilikinya sekarang. Pertama-tama, dia akan pergi ke restoran.
“Saya ingin makan makanan yang paling enak di restoran ini,” kata pemuda itu.
“Maaf, saya tidak berjualan lagi. Saya kaya sekarang. Saya sudah punya banyak uang. Saya tidak butuh uang dari Anda lagi,” kata pembawa acara.
Rupanya pemilik restoran tersebut sudah memiliki banyak uang. Kemudian, pemuda itu pergi ke toko pakaian. Dia ingin membeli pakaian bagus. Namun sayang, penjual baju menolak untuk menjual dagangannya karena ia juga memiliki banyak uang.
Semua orang di negeri ini senang karena hujan uang. Sekarang, mereka semua punya banyak uang. Mereka berhenti bekerja. Pemuda itu terus mencari pedagang yang masih menerima uang. Namun, mereka semua menolak dengan alasan yang sama. Ia pun menyesal meminta hujan uang. Meskipun sekarang ada banyak uang, tetapi itu sama sekali tidak berguna.
Pesan moral dalam dongeng anak ini mengajarkan untuk selalu bersyukur dan tidak mengeluh atas apa yang diberikan Tuhan.
3. Tepati Janji
Dongeng anak-anak ini bercerita tentang dua ekor kelinci yang bersahabat bernama Ila dan Oci. Suatu hari, Ila ingin mengunjungi neneknya sebelum pergi, dia menitipkan wortelnya pada Oci.
Ila akan keluar kota selama beberapa hari. Dia akan mengunjungi neneknya bersama orang tuanya. Sebelum berangkat, Ila bertemu dengan Oci, temannya. Mengucapkan selamat tinggal, dia meninggalkan wortelnya. Ila dan Oci adalah dua ekor kelinci yang sangat menyukai wortel.
“Oci, aku titipkan wortelku, ya. Tolong simpan wortel ini untukku…” pinta Ila ramah.
“Ya, saya berjanji akan menjaga wortel Ila,” kata Oci.
Ini hal
un bisa pergi ke luar kota dengan aman. Ila berjanji akan mengambil wortel dalam beberapa hari ke depan. Saat itu, Oci akan merawat wortel dengan baik.
Ila pergi berhari-hari. Oci pun memenuhi janjinya untuk merawat wortel tersebut. Pernah ketika adik perempuannya hampir makan wortel, Oci memarahinya habis-habisan. Dia melarang siapa pun untuk mendekati wortel. Oci berusaha menjaga kepercayaan teman-temannya dengan baik.
Ila berkata bahwa dia hanya akan pergi selama beberapa hari untuk menemui neneknya. Tapi sudah hampir seminggu, tapi dia belum juga pulang. Nyatanya, wortel akan benar-benar membusuk. Tapi, dia juga tidak mau mengingkari janjinya pada Ila.
Ila kembali setelah dua minggu pergi. Ila datang ke rumah Oci dengan membawa oleh-oleh. Oci senang bisa memenuhi janjinya.
“Ila, aku merawat lobakmu dengan baik. Tapi maaf, karena kamu pergi terlalu lama, lobakmu menjadi busuk. Sungguh, aku tidak bohong. Aku tetap menyimpan lobak meskipun sudah busuk,” jelas Oci.
Dia terkejut mendengarnya. Dia heran Oci masih menyimpan wortelnya. Dia merasa bersalah pada Oci. “Oci, makan wortel saja.”
“Saya lebih suka melihatnya membusuk daripada harus mengingkari janji,” jelas Oci.
Dia tersenyum bahagia. Dia juga meminta maaf karena tidak bisa pulang tepat waktu. Ia pun bersyukur karena Oci menepati janjinya untuk merawat wortelnya dengan baik.
Pesan moral dari dongeng diatas, mengajarkan untuk bertanggung jawab dan menjaga iman
Nah, itu contohnya dongeng anak laki-laki, harap ini membantu.
Tonton Video “Tidur Siang Bikin Bodoh”
[Gambas:Video 20detik]
(baik/baik)