
Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah ketidakpastian ekonomi, startup perlu berbenah. Sebagai permulaan yang datang tanpa solusi, diprediksi tidak bisa bertahan dan akan mati.
Sebagai informasi, tahun ini dunia startup menjadi fokus. Banyak startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bahkan menutup usahanya dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.
JWC Ventures SVP Value Creation Alpha, Ricky Chandra menjelaskan bahwa pasar tahun lalu sangat bullish. Banyak startup tumbuh karena investor menggelontorkan banyak uang.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Yang terjadi valuasinya gila-gilaan. Startup makin banyak…banyak startup yang sebenarnya bagus untuk dimiliki tapi tidak punya solusi nyata. Pasar produknya belum ada,” jelas Ricky, dikutip pada Sabtu (3/12/2022) .
Namun yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Pemula perlu memikirkan produk yang ditawarkan apakah ada solusinya atau tidak.
“Kalau tidak ada solusi, otomatis tidak akan berkelanjutan dan berjangka panjang. Akhirnya akan mati,” ujarnya.
Ia menjelaskan, siklus krisis terjadi selama 10-15 tahun. Kali ini terjadi berturut-turut ditambah dengan resesi global akibat perang.
Ketika ditanya apakah akan ada lagi PHK tahun depan, dia mengatakan akan ada. Namun, ia juga mencatat, jika PHK terjadi di perusahaan mapan, tidak hanya terjadi di perusahaan rintisan.
“[PHK massal] akan terjadi. Tidak ada industri kekebalan. Tidak hanya startup, perusahaan yang sudah mapan pun bisa mengalami restrukturisasi,” kata Ricky.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Badai Belum Ada Di bulan Juni, Startup Global Memberhentikan 27.000 Orang
(kata benda)