
Palembang –
Beragam tradisi unik yang dilakukan masyarakat di Indonesia untuk merayakan perayaan menjelang kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus. Di Palembang, Sumatera Selatan, ada sebuah tradisi unik untuk memperingati 17 Agustus yang disebut ‘Telok Abang’. Seberapa menarikkah tradisi ini?
Telok Abang adalah telur ayam yang berwarna merah dan dihiasi dengan mainan pesawat terbang, kapal, truk, amfibi dan sebagainya serta beberapa corak merah putih yang melambangkan bendera kebangsaan Indonesia.
Menjelang 17 Agustus, warga Kota Pempek sudah tidak asing lagi dengan pemandangan pedagang ‘abang telok’ yang berjejer di beberapa ruas jalan.
Telok Abang dijual di pinggir jalan. (Foto: Prima Syahbana/detikSumatra)
Salah satunya di Jalan Merdeka, Bukit Kecil, Palembang. Di jalan raya tempat kantor walikota dan beberapa instansi pemerintah berada, sudah banyak pedagang Telok Abang yang berpenghasilan tahunan.
Seorang warga, kata Husnaini, sangat antusias dengan tradisi unik ini. Diakuinya, pemandangan itu biasa terjadi setiap tahun menjelang hari kemerdekaan Indonesia.
“Senang sekali melihat pedagang abang telok berderet di pinggir jalan tahun ini. Ini sudah menjadi tradisi turun-temurun, dan semoga tradisi itu selalu dipertahankan,” ujarnya. momen Sumatera di sekitar Jalan Merdeka Palembang, Sabtu (6/8/2022).
Katanya, Telok Abang sendiri bisa dimakan seperti telur ayam biasa. Bedanya telur dimasak dengan air mendidih, bagian luar cangkangnya diwarnai sebagai daya tarik anak-anak.
“Isinya telur rebus biasa, dan bisa dimakan. Tidak ada bedanya dengan telur ayam lainnya. Bedanya hanya kulitnya berwarna, merah. Biasanya anak-anak yang melihatnya ingin membelinya,” ujarnya.
Telok Abang dijual di pinggir jalan. (Foto: Prima Syahbana/detikSumatra)
Sementara itu, seorang penjual telok abang yang berbisnis tepat di depan kantor Wali Kota Palembang, Aji Susanto menuturkan, dulunya ia berpenghasilan Rp 350.000 – Rp 450.000 sehari. Mendekati puncak perayaan 17 Agustus, penjualan semakin meningkat karena antusias masyarakat merayakan kemerdekaan Indonesia.
“Biasanya kami mendapat Rp 350.000 hingga Rp 400.000 sehari, tapi semakin mendekati 17, penghasilan juga meningkat, hingga Rp 1 juta sehari,” kata Aji.
Aji menjelaskan, telok abang juga dijual dengan harga beragam, misalnya motif pesawat Rp 30.000, kapal Rp 50.000, lori Rp 40.000, dan amfibi Rp 35.000.
Menurut Aji, Pemkot Palembang juga telah memberikan bantuan dan mengizinkan mereka berbisnis untuk memeriahkan perayaan 17 Agustus. Kebijakan itu, kata dia, mulai 1 Agustus hingga 17 Agustus saja.
“Pemerintah mengizinkan kami menjual barang di sini untuk merayakan 17 Agustus. Kita bisa menjualnya di sini,” jelas Aji.
Simak video “Telok Abang, Tradisi Warga Palembang Rayakan 17 Agustus”
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)