
Medan –
Hungry Ghost Festival atau Festival Hantu Lapar merupakan tradisi berdoa. Festival ini diadakan di Vihara Gunung Timur, Jalan Hang Tuah, Kota Medan.
Menurut kepercayaan Tionghoa, roh orang yang meninggal di bulan ini keluar dari neraka dan berkeliaran di bumi. Oleh karena itu diadakan untuk menghormati almarhum.
Pemantauan di lokasi salat Jumat (12/8/2022) dilakukan dengan membakar kertas kuning. Kertas tersebut ikut terbakar bersama dengan tumpukan makanan yang telah disiapkan tadi, terlihat api yang sangat besar menyala dari kertas kuning yang terbakar tersebut.
“Acara ini diadakan setiap tahun untuk sembahyang, setiap tahun selama bulan ke 7, kemudian dibuka pintu-pintu neraka agar arwah yang ada di neraka bebas keluar untuk mencari makan,” ujar penjaga Pura Gunung Timur, Edi.
Festival Hantu Lapar atau Festival Hantu Lapar (Farid/detikSumut) Foto: Farid Achyadi Siregar
Edi menuturkan, festival tersebut diadakan setiap tahun untuk memberikan makanan kepada arwah gentayangan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Kemudian, lanjut Edi, selain tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk menghindari segala bencana yang disebabkan oleh roh jahat dan tidak mengganggu jiwa yang masih hidup.
“Maka pada kesempatan kali ini, tujuan kami adalah berharap agar arwah tidak mencari malapetaka bagi kami yang masih hidup dan berdoa agar arwah juga diberi makan agar tidak mengganggu kami,” kata Edi.
Sinta (31), salah seorang yang sedang berdoa mengatakan. Hal itu ia lakukan untuk menghindari segala malapetaka yang menimpanya.
Tak hanya itu, kata dia, konflik arwah tidak akan mengganggu keluarganya.
“Hal ini dilakukan agar arwah gentayangan tidak mengganggu, dan dijauhkan dari segala musibah atau kecelakaan,” ujarnya.
Tonton Video “Rasa Sakitnya Disebut Menganggur, Orang Lapangan Tusuk Keponakan”
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)