
Medan –
Berbagai tokoh organisasi dan masyarakat Mandailing mengadakan Sarasehan Budaya di Kota Medan. Dalam upacara tersebut juga dilakukan penandatanganan secara simbolis Perjanjian Persatuan Mandailing.
Workshop budaya digelar di salah satu hotel di Medan pada Sabtu (16/7) kemarin. Ketua panitia, Ahmad Rosadi Rangkuti mengatakan, ide menggelar workshop ini sudah lama ada, namun baru pertama kali dilaksanakan.
“Gagasan ini sudah lama ada, baru dilaksanakan hari ini, dan kita semua berkomitmen untuk terus bersatu setelah hari ini, dan akan terus melakukan kegiatan bersama,” kata Ahmad Rosadi Rangkuti usai keterangannya, Minggu (17/10). 7). /2022).
Upacara Adat Budaya Mandailing ini diiringi dengan Palu Gordang Sambilan yang merupakan alat kesenian dari Mandailing. Lokakarya ini terwujud, kata Rosadi, karena adanya kesadaran akan pentingnya persatuan masyarakat Mandailing.
“Atas dasar kesadaran bersama akan pentingnya persatuan masyarakat Mandailing untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, pementasan ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Mandailing yang menurut narasi telah direbut sejak zaman Majapahit. Hal ini disebutkan dalam syair Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
“Untuk mengembalikan kejayaan Mandailing. Karena Mandailing sudah sukses sejak zaman Majapahit. Dalam syair Negarakertagama gubahan Mpu Prapanca pada bait ke-13 Kakawin terdapat kata mandailing yang akan menjadi tujuan penyerbuannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Rosadi, ada tiga poin utama yang disepakati dan ditandatangani secara simbolis oleh para tokoh Mandailing yang datang. Mulai dari paguyuban Mandailing, solidaritas, dan pembangunan Sopo Godang atau gubuk besar yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Mandailing di Kota Medan.
“Ada tiga hal yang disepakati, pertama persatuan seluruh masyarakat Mandailing di seluruh dunia, kedua, masyarakat Mandailing saling membantu dimanapun mereka berada dalam hal pendidikan, ekonomi dan bisnis, pekerjaan, sosial budaya, dan politik, dan ketiga adalah komitmen membangun gudang sopo Mandailing. di Kota Medan,” ujarnya.
Ketiga hal tersebut ditandatangani secara simbolis oleh para pembicara dan pimpinan Mandailing serta ormas yang hadir.
“Seluruh narasumber dan ketua parsada dan ormas yang hadir menandatangani kesepakatan Persatuan Mandailing secara simbolis,” pungkasnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Aswin Parinduri, SH, Ketua Himpunan Keluarga Besar (Hikma) Mandailing Sumut, Ivan Iskandar Mangkuto Raja Batubara, Bergelar Patuan Parimpunan Gomgom, Ketua Kamar Dagang dan Industri Sumut, Ikrom Helmi Nasution, SH, yang mewakili Dr. H. Amarullah Nasution, SE, MBA, Ketua DPD Ikatan Keluarga Nasution, anak boruna Sumatera Utara (Ikanas). Serta Ketua DPW HIMA Lubis Sumut, putra Boruna Erwin Lubis.
Turut hadir Bapak H. Solahuddin Rangkuti, SE, MM Bergelar Patuan Soripada Mulia, Ketua Keluarga Besar dan Anak DPP Parsadaan Rangkuti, HM Hasan Pulungan, Ketua Ikatan Keluarga (IKMAS) PD Siabu, Dr. Zulkifli B Lubis, MA (Antropolog USU), Dr. Joharis Lubis, M.Pd (Akademisi Unimed), Drs. Gelar Muhammad Bakhsan Parinduri Jasinaloan (Kebudayaan Mandailing). H. Hidayatullah SE, Parsadaan Pembina Keluarga Besar Rangkuti dan Pembina UMKM Sumut, Khoiruddin Rangkuti, Yulizar Parlagutan Lubis, Parlaungan Lubis, Marahusin Lubis, Dr. Edi Yunara Batubara, Ketua Mandailing Center, dan seluruh masyarakat Mandailing kurang lebih tiga ratus peserta.
Tonton Video “Rasa Sakitnya Disebut Menganggur, Orang Lapangan Tusuk Keponakan”
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)