
Jakarta –
UIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali mendapatkan Sertifikat Penghargaan MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). UIN Bandung meraih penghargaan No.10737/R.MURI/XII/2022 untuk Pengangkatan Guru Besar Terbanyak di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri untuk kedua kalinya.
Maklum, penghargaan ini diterima pada Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar yang digelar secara luring. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung di kanal YouTube UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Ketua Senat Universitas, Prof. dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS mewakili keluarga besar Senat UIN SGD Universitas Bandung menyampaikan selamat dan sukses kepada Kepala Sekolah yang akan dilantik.
Menurut Nanat, ia harus bersyukur kepada Tuhan karena kegiatan Pengukuhan Guru Besar tepat waktu. Yaitu saat UIN Bandung dipimpin oleh Prof. dr. KH Mahmud, M.Si kini tampil gemilang dengan berbagai prestasi mengagumkan. Baik tingkat nasional maupun internasional.
Dijelaskannya, pada awal kepemimpinan rektor, jumlah guru besar hanya 20 orang. Namun saat ini sudah ada 52 Guru Besar dengan peningkatan sekitar 175%.
“Hari ini adalah Panen Besar Guru Besar Jilid II dengan mengangkat 14 (empat belas) Guru Besar, untuk menerima Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Tentunya diharapkan Guru Besar yang baru dilantik lebih produktif, dengan menghasilkan karya ilmiah yang inovatif untuk kemajuan UIN SGD Bandung,” kata Nanat dalam keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).
Dalam salinan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Menag yang dibacakan Wakil Rektor I Prof Dr H Rosihon Anwar MAg, merinci 14 guru besar itu sebagai berikut.
1. dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd. CIQaR, Guru Besar Pendidikan Jasmani, Fakultas Pendidikan dan Keguruan (FTK)
2. Prof. dr. Tn. Yani Suryani, M.Sc., Guru Besar Mikrobiologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
3. dr. H. Dindin Solahudin, MA., CHRA., Guru Besar Ilmu Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)
4. dr. H. Encup Supriatna, M.Sc., Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
5. Prof. dr. H. Hasan Bisri, M.Ag., CSEE., Guru Besar Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH)
6. HA Rusdiana, MM, Guru Besar Manajemen Pendidikan, Fakultas Pendidikan dan Keguruan (FTK)
7. Tn. Yayan Rahtikawati, M.Ag., Guru Besar Pendidikan Islam, Fakultas Seni dan Humaniora (FAH)
8. H. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag., Guru Besar Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ushuluddin (FU)
9. Prof. dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag., MMC., Guru Besar Sosiologi Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK)
10. Prof. dr. Jajang A. Rohmana, M.Ag., Guru Besar Ilmu Tafsir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
11. Prof. dr. H. Badrudin, M.Ag., CIIQA, CEAM, Guru Besar Administrasi Pendidikan Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FTK)
12. H. Adon Nasurullah Jamaludin, M.Ag., CSR., Guru Besar Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
13. H. Izzuddin Mustofa, MA., Guru Besar Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FTK)
14. H. Wawan Hernawan, M.Ag., Guru Besar Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin (FU)
Dalam sambutannya, Rektor UIN Bandung, Prof. dr. H. Mahmud, M.Si., mengajak 14 Guru Besar untuk terus bersyukur dan bertakwa dengan meningkatkan kualitas ilmu agar hidup bermanfaat.
“Karena semakin tinggi gelarnya maka semakin tinggi ketakwaannya. Caranya bersyukur, tingkatkan ketakwaannya. Guru besar harus bijak dalam berkata dan bertindak karena segala ucapan dan perbuatannya adalah contoh, rujukan,” tegas Prof Mahmud.
Ia juga mengingatkan sivitas akademika untuk selalu berbagi dengan sesama. Menurutnya, ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas prestasi para Guru Besar.
“Kebiasaan saya, setiap mendapat jabatan baru, saya memberikan tunjangan pertama kepada orang tua, dimulai dari gaji pertama PNS, Ketua Jurusan, Wakil Dekan. Padahal saat saya jadi Dekan, Rektor sudah pergi. Beruntung yang masih punya orang tua, santai dan merelakan dulu tunjangan kedua orang tuanya untuk mendapatkan restunya,” jelasnya.
Prof Mahmud berharap kehadiran 14 guru besar di UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari total 54 orang dapat memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan kampus yang unggul dan berdaya saing.
“Imam Al-Ghazali mengingatkan kita, yang pertama dilihat adalah penampilannya, setelah itu kandungan ilmunya. Saya ingin penampilan guru besar di kampus PTKIN menjadi pelayan, bukan ingin dilayani, bijaksana. dalam berbicara, bertindak dan berusaha menunjukkan akhlak Islami,” tegasnya Prof Mahmud.
“Tolong ingatkan, jangan membayangkan kalau jadi Guru Besar ada peningkatan. Pendapatnya ditunggu-tunggu, tapi penghasilannya kecil, kadang pas-pasan, asal ada rezeki, pintar-pintarlah bersyukur,” dia memesan.
(fhs/ega)