
Jakarta –
Detikers pasti tahu tentang teleskop. Benda yang disebut juga teropong ini biasanya digunakan untuk mengamati benda langit.
Nah terkait itu, beberapa mahasiswa Ilmu Atmosfer dan Planet (SAP) jurusan Sains di Institut Teknologi Sumatera (Itera), berhasil membuat teleskop sendiri lho.
Mereka melakukan proyek teleskop reflektor Do It Yourself (DIY). Para mahasiswa yang membuat teleskop didampingi langsung oleh dosen dan tim dari Pusat Observatorium Astronomi (OAIL) Itera Lampung dan Pusat Meteorologi dan Klimatologi Geofisika Itera.
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Kegiatan Pembelajaran
Pembuatan teleskop merupakan implementasi dari kegiatan pembelajaran berbasis proyek mata kuliah Astronomi Optik. Pada mata kuliah ini, mahasiswa tidak hanya diberikan pemahaman praktis, tetapi juga pengalaman baru dalam membuat teleskop.
Pengajar mata kuliah Astronomi Optik adalah Alka Budi Wahidin MSi dan Hendra Agus Prastyo MSi. Mereka memberikan pengarahan dan bimbingan langsung kepada mahasiswa selama praktikum dengan dibantu asisten laboratorium OAIL-MKG Aditya A Yusuf SSi, Adhitya Oktaviandra ST, dan Dirya Andriyan ST.
Teleskop Dibuat Menggunakan Bahan Yang Mudah Didapatkan
Tugas membuat teropong reflektor DIY menggunakan bahan yang mudah didapat siswa. Komponen utama teleskop dicetak dengan printer 3D dan dirakit menggunakan batang besi dan alumunium.
“Hanya komponen spion primer dan sekunder yang harus dibeli dari luar negeri karena Indonesia belum memproduksinya,” kata salah satu pengawas, Alka.
Meski harus membeli dari luar negeri, komponen ini mudah didapat dan hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan komponen sudah sampai di Itera.
Hendra mengatakan teropong pantul DIY dibuat dengan menggunakan cermin primer dengan diameter 114 cm dan panjang fokus 900 mm. Rancangan teleskop pantul menggunakan rancangan tipe Newtonian.
Teleskop Buatan Mahasiswa Itera Telah Diuji
Selain itu, teleskop ini telah teruji dan dapat digunakan untuk mengamati objek yang jauh.
“Proyek ini harus dikembangkan agar bangsa kita bisa memproduksi teleskop sendiri,” jelas Hendra seperti dikutip dari laman resmi kampus Itera, Selasa (17/1/2023).
Ahmad Romadhon sebagai salah satu mahasiswa SAP mengatakan, pembuatan teleskop yang mereka beri nama Optical Astronomy Telescope 2022 (OAT22) ini merupakan pengalaman berharga.
Pasalnya, mereka telah melewati banyak proses pembuatan teleskop selama dua bulan. Mulai dari mengumpulkan bahan, mencetak dengan teknologi printer 3D, hingga pemasangan.
“Membuat teleskop dapat membantu kita mempelajari mekanisme dan teknologi optik serta memberi kita kesempatan untuk mengamati dunia luar dengan kejelasan dan detail yang luar biasa,” pungkas Ahmad.
Tonton Video “Teleskop FAST China Mendeteksi Awan Atom Terbesar”
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/nwk)