
Jakarta –
Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggandeng Rekosistem, sebuah startup zero waste management yang menyediakan wadah pengumpulan sampah elektronik bernama Kubika Nawasena. Dengan ini, UNPAR menjadi universitas pertama di Bandung yang bekerjasama dengan Rekosistem dalam hal kampanye sampah elektronik.
Rekosystem bertujuan untuk menerapkan ekosistem yang berkelanjutan melalui layanan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan sampah, pemilahan, hingga daur ulang. Kubika Nawasena diluncurkan dalam acara Launching Kampanye Sampah Elektronik (Metrocam) MENEFESTO Jumat lalu (12/2) yang merupakan salah satu rangkaian MENEFESTO.
MENEFESTO merupakan festival tahunan yang diinisiasi oleh Program Studi Manajemen UNPAR dan telah berjalan sejak tahun 2008. MENEFESTO 2022 mengusung tema ‘Wakil Bumi Masa Depan: Berpikir Lestari, Bertindak Bertanggung Jawab’. Tema ini mengajak masyarakat luas, baik nasional maupun internasional, untuk menjadi perwakilan yang membawa perubahan bagi bumi di masa depan dengan menerapkan Sustainable Development Goal (SDG) 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Sampah elektronik yang terkumpul di Kubika Nawasena kemudian dibawa oleh Recosistem untuk didaur ulang. Sampah elektronik yang dikumpulkan berupa kabel tidak terpakai, bola lampu, speaker, earphone, laptop, komputer, TV dan lain sebagainya.
Vice President Rekosistem Operations, Yohannes David Arianto mengatakan, jumlah sampah akan berbanding lurus dengan jumlah populasi manusia. Pada 2021, lanjut dia, akan ada sebanyak 2 juta sampah elektronik yang menumpuk di TPA. Sampah elektronik ini bisa berbahaya jika tidak dikelola dengan baik.
“Kurang lebih pada tahun 2021 sebanyak 2 juta barang elektronik akan disimpan di tempat pembuangan sampah dan tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Di dalam sampah elektronik terdapat berbagai jenis kandungan yang jika tidak dikelola dapat merugikan kita,” ujar Yohannes dalam sebuah kesempatan. keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang Ph.D mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Mangadar mengatakan, gerakan sampah makanan elektronik ini sejalan dengan visi UNPAR menjaga keutuhan alam semesta.
“Tema utama MENEFESTO 2022 dalam rangkaian kegiatan tahun ini terkait dengan elektronika juga merupakan bagian dari kepedulian kami terhadap pentingnya lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan salah satu frase dalam visi UNPAR, menjaga keutuhan alam semesta,” kata Mangadar.
Ia juga mengapresiasi inisiatif penyediaan tempat pengumpulan sampah elektronik melalui acara MENEFESTO 2022. Kubika Nawasena merupakan gerakan nyata UNPAR untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sampah elektronik.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Dudy Prayudi berharap inisiatif Prodi Manajemen UNPAR ini menjadi contoh nyata bagi masyarakat Bandung untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah elektronik secara baik dan benar. Mengingat betapa berbahayanya limbah elektronik bagi lingkungan dan kesehatan manusia jika dibiarkan menumpuk dan tidak dikelola dengan baik.
(Konten Promosi/UNPAR)