
Jakarta, CNBC Indonesia – Orang-orang dikejutkan ketika sebuah video viral yang memperlihatkan seorang wanita memberi makan bayi berusia 7 bulan dalam bentuk paket minuman kopi.
Dalam video tersebut disebutkan bahwa kopi celup diberikan kepada bayi sebagai pengganti produk susu kental manis yang dianggap tidak mengandung susu.
“Bayi minum kopi G**d D*y, ada susunya. Bukannya dikasih susu F****n F**g malah bilang enggak ada susu,” ujarnya dalam video yang dikutip Sabtu ( 28/1/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Video itu akhirnya sampai ke kepala negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara dalam pembukaan Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana serta Percepatan Stunting, pekan lalu, mengutip detikcom Sabtu (28/1/2023).
Jokowi menekankan pentingnya pemenuhan gizi untuk menghindari masalah stunting. Jokowi mengatakan rakyat adalah kekuatan ekonomi negara. Namun, yang juga penting adalah kualitas penduduk itu sendiri.
Oleh karena itu, kualitas seseorang ditentukan dari asupan gizi yang didapat. “Bayi atau ibu hamil harus diberi protein, diberi ikan, telur. Saya lihat kemarin banyak bayi usia tujuh bulan yang diberi kopi kantong susu oleh ibunya. Karena yang dibayangkan di sini adalah susu,” ujarnya.
“Karena menurut ibunya, kantong kopi ini bermanfaat karena mengandung susu. Hati-hati anak ginjal, lambungnya belum kuat,” kata Jokowi lagi.
Lancar detik.com, ahli gizi klinis Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, menegaskan kopi susu sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti susu.
Pada usia bayi dan anak-anak, minum kopi bisa memicu gangguan pencernaan.
Dalam video tersebut disebutkan bahwa anak yang diberi makan kopi sachet buang air besar (BAB) sebanyak 9 hingga 10 kali sehari. Dr Juwalita menekankan, jika terus berlanjut, diare dapat menyebabkan dehidrasi.
“Kita harus membedakan antara susu dan produk yang mengandung susu. Kandungan protein produk yang mengandung susu tidak bisa dianggap setara dengan susu. Ada produk susu segar, ada produk yang mengandung susu, seperti kopi,” jelas Dr Juwalita.
“Mungkin efek yang paling jelas adalah apakah ada masalah pada saluran cerna? Jadi diare atau tidak? Terus kalau begini terus, itu karena kopi celupnya mengandung gula. Kalau dosisnya terlalu banyak, [dalam mengonsumsi gula]bayi akan tumbuh menjadi anak yang gemuk,” lanjutnya.
Pada beberapa orang dewasa, asupan kafein dari kopi dapat memicu kegelisahan dan perasaan cemas. Begitu juga dengan anak, dr Juwalita menjelaskan bahwa bayi bisa mengalami jantung berdebar, perasaan iritasi dan gelisah (agitasi).
“Kemudian ada kopi, ada kafein. Kafein itu stimulan jantung. Jadi kita tidak tahu kalau anak berdebar-debar atau gelisah, bisa jadi gelisah seperti namanya,” pungkas dr Juwalita.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Dengan Wajah Serius, Jokowi Ingatkan Kembali Dunia Semakin Tidak Pasti
(stempel)