
Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir masih menjadi salah satu masalah di Indonesia yang menimbulkan berbagai kerugian. Meski diterjang banjir, kerugian yang dialami mencapai lebih dari Rp 5 triliun.
Chief Engineer Ditjen Sumber Daya Air Arie Setiadi Moerwanto mencontohkan salah satu kawasan industri di Bekasi yang dilanda banjir akan mengalami kerugian hingga Rp 5,13 triliun. Kerugian terjadi karena saat banjir surut, sebuah pabrik tidak bisa langsung melakukan kegiatan produksi, melainkan harus menunggu hingga lima hari untuk bisa kembali berproduksi.
Oleh karena itu, program pengendalian banjir untuk menghindari kerugian. Ia mengatakan, dibutuhkan sekitar Rp2 triliun untuk menjalankan program ini
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Kami butuh Rp 2 triliun untuk memperbaikinya agar bebas banjir. Tapi kami tidak punya uang,” ujarnya dalam Creative Infrastructure Financing Summit (CreatIFF) 2022, Kamis (1/12/2022).
Oleh karena itu, kerjasama dan pendanaan dari sektor swasta sangat penting untuk investasi pengendalian banjir. Sehingga suatu daerah khususnya industri dapat terbebas dari banjir dan dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah.
Sementara itu, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur PUPR Herry Trisaputra mengatakan, jika investor mengikuti program ini, berbagai keuntungan akan diperoleh selain bisa terhindar dari kerugian. Kemudian investor diminta membangun infrastruktur pengendali banjir dan pemerintah akan mencicilnya dari APBN.
“Kalau kita kerjakan sekaligus, Rp 2 triliun, kita harus dapat sekaligus. Tapi dengan cicilan bisa kita kerjakan berdasarkan pelayanan,” jelas Herry.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Waduk Ciawi Siap, Jakarta Aman Banjir?
(rah/rah)